Kamis, 24 Maret 2011

Surat dari Janin

 by: Yoga Lesmana
Surat dari bayi

Mama tersayang,

Saat ini aku ada di surga, duduk di pangkuan Tuhan yg sangat mengasihiku . Aku dikelilingi oleh para malaekat dan bidadari yg turut menangis bersamaku. Mereka menangisi hatiku yang telah dihancurkan. Sebelumnya aku amat diinginkan untuk menjadi seorang gadis kecil. Namun entah kenapa semua menjadi sirna dan aku tak begitu mengerti tentang apa yang telah terjadi.

Awalnya aku begitu senang saat mulai menyadari keberadaanku di dalam tempat yang gelap namun nyaman. Kupandangi jari tangan dan kakiku. Alangkah cantik diriku saat itu. walaupun belum tiba saatnya untuk meninggalkan tempat yg sejuk itu.

Ingin rasanya memperlihatkannya kepada Mama, namun Tuhan mengatakan belum waktunya aku berjumpa langsung dengan Mama. Aku habiskan sebagian besar waktuku dengan tidur ataupun berfikir. Bahkan pada hari-hari terawal hidupku, aku merasakan hubungan istimewa antara aku dan Mama. Kadang aku mendengar dan merasakan Mama menangis. Kadang Mama berdoa sebentar, berteriak lalu menangis lagi. Kudengar pula Papa balik berteriak. Ada apa Mama..? aku merasa khawatir dan sedih namun aku selalu berdoa untuk kebaikan Mama dan Papa.

Pada hari yang tak terduga, sesuatu yang mengerikan terjadi. Monster yang amat mengerikan memasuki tempat yang hangat dan menyenangkan tempat aku berada. Dia menyerangku begitu ganas Aku amat takut dan mulai berteriak, namun tak sekalipun engkau mencoba menolongku. Mungkin engkau tak pernah mendengarku. Monster itu semakin dekat dan ganas dan aku terus berteriak.."Mama, Mama... tolonglah aku; Mama, tolong aku" namun engkau pun tak menghiraukannya.

Aku menjerit dan berteriak hingga kufikir aku tak mampu lagi melakukannya. Lalu monster itu mengoyakkan lenganku. Amat sakit rasanya, nyerinya tak dapat kuterangkan. Oh, betapa aku memohon kepadanya untuk berhenti namun monster itu terus mengoyak lepas tungkaiku. Mencabik-cabik tubuhku…Aku sangat tak berdaya dan pasrah. Dalam sekaratku…Kutahu aku takkan pernah dpt memandang wajah Mama, atau mendengar Mama berkata kepadaku betapa Mama menyayangiku.

Aku ingin melenyapkan semua air mata Mama. Kubuat banyak rencana untuk membuat Mama bahagia. Namun kini aku tak bisa; seluruh mimpiku telah lenyap.

Walau aku berada dalam nyeri dan kengerian yang hebat, di atas semuanya aku merasakan nyerinya hatiku yang hancur. Aku tak mengharapkan sesuatu selain menjadi anak Mama.

Kini semua sirna, aku telah mengalami kematian yang menyakitkan. Aku ingin memberitahu Mama sebelum aku pergi bahwa aku mencintai Mama,namun aku tak tahu kata-kata apa yang Mama dapat mengerti…..

Saat aku merasakan kebangkitan diriku, beberapa malaikat menghantar aku memasuki tempat besar yang begitu indah. Aku masih menangis, namun sakit fisik kini telah lenyap. Malaikat itu membawaku kepada Tuhan, lalu meletakkanku di pangkuanNya. Ia berkata bahwa Ia mencintaiku dan akan membahagiakanku sampai waktu yg tak terbatas.. Hatiku tenang dan gembira mendengar ucapanNya dan kucoba menanyakan apakah kiranya yang telah membunuhku. Ia menjawab sambil memeluk erat tubuhku "Aborsi. ..,

Mama sayang….

Hatiku sangat pilu dan tersayat saat aku tahu Mama tak menginginkan diriku disampingmu. Apa salahku mama..? Namun aku beranikan diri menulis surat ini untuk mengatakan dan memberitahu bahwa aku tetap mencintaimu dan betapa inginnya aku menjadi gadis kecil Mama. Aku ingin Mama tahu bahwa aku telah berjuang untuk tetap hidup dan tinggal bersama Mama. Aku tak ingin mati…… namun moster itu terlalu kuat buat aku..

Mama…., aku sayang Mama. Aku berdoa dan terus memohon kepadaNya agar Mama tak pernah merasakan nyeri dan pilu seperti yang telah kualami.




Dengan Cinta,



Bayi yang menyayangimu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar